Sabtu, 04 Juni 2011

Puisi Modern

Aku Ingin 

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana :
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu 

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana :
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.


Sapardi Djoko Damono
Dalam puisi Aku Ingin, karya Sapardi Djoko Damono tersebut, diungkapkan suatu keinginan seorang remaja untuk mendapatkan cinta yang murni, yang tumbuh dari hati nurani (tulus), tanpa kata rayuan dan syarat apapun. Dengan kata lain, rasa cinta kepada seseorang tersebut tumbuh secara alami melalui proses dan dirasakan sendiri.

Pernyataan cinta murni yang diinginkan itu dapat dilihat pada rangkaian kata dalam larik tiga, bait satu dan dua, yaitu kayu kepada api yang menjadikannya abu, dan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada. Kata-kata kias yang digunakan sangat tepat dan dapat mengungkapkan perasaan penyair yang dalam.

American Folktale

Bloody Mary



excerpted from Spooky Pennsylvania

retold by S.E. Schlosser
Video created by a Reader
She lived deep in the forest in a tiny cottage and sold herbal remedies for a living. Folks living in the town nearby called her Bloody Mary, and said she was a witch. None dared cross the old crone for fear that their cows would go dry, their food-stores rot away before winter, their children take sick of fever, or any number of terrible things that an angry witch could do to her neighbors.

Then the little girls in the village began to disappear, one by one. No one could find out where they had gone. Grief-stricken families searched the woods, the local buildings, and all the houses and barns, but there was no sign of the missing girls. A few brave souls even went to Bloody Mary's home in the woods to see if the witch had taken the girls, but she denied any knowledge of the disappearances. Still, it was noted that her haggard appearance had changed. She looked younger, more attractive. The neighbors were suspicious, but they could find no proof that the witch had taken their young ones.

Then came the night when the daughter of the miller rose from her bed and walked outside, following an enchanted sound no one else could hear. The miller's wife had a toothache and was sitting up in the kitchen treating the tooth with an herbal remedy when her daughter left the house. She screamed for her husband and followed the girl out of the door. The miller came running in his nightshirt. Together, they tried to restrain the girl, but she kept breaking away from them and heading out of town.

The desperate cries of the miller and his wife woke the neighbors. They came to assist the frantic couple. Suddenly, a sharp-eyed farmer gave a shout and pointed towards a strange light at the edge of the woods. A few townsmen followed him out into the field and saw Bloody Mary standing beside a large oak tree, holding a magic wand that was pointed towards the miller's house. She was glowing with an unearthly light as she set her evil spell upon the miller's daughter.

The townsmen grabbed their guns and their pitchforks and ran toward the witch. When she heard the commotion, Bloody Mary broke off her spell and fled back into the woods. The far-sighted farmer had loaded his gun with silver bullets in case the witch ever came after his daughter. Now he took aim and shot at her. The bullet hit Bloody Mary in the hip and she fell to the ground. The angry townsmen leapt upon her and carried her back into the field, where they built a huge bonfire and burned her at the stake.

As she burned, Bloody Mary screamed a curse at the villagers. If anyone mentioned her name aloud before a mirror, she would send her spirit to revenge herself upon them for her terrible death. When she was dead, the villagers went to the house in the wood and found the unmarked graves of the little girls the evil witch had murdered. She had used their blood to make her young again.

From that day to this, anyone foolish enough to chant Bloody Mary's name three times before a darkened mirror will summon the vengeful spirit of the witch. It is said that she will tear their bodies to pieces and rip their souls from their mutilated bodies. The souls of these unfortunate ones will burn in torment as Bloody Mary once was burned, and they will be trapped forever in the mirror.

Novel Review

Name of Book: Gemini Series, Celeste, Black Cat & Child of Darkness make up the Trillogy
Author: VC Andrews
Genre: Popular
What group of people you would recommend this book to: Young Adults and Adults
Blurb:

Celeste



He was her mirror image. Now the mirror has cracked.

Celeste and her identical twin brother, Noble, are as close as can be -- until a tragic accident takes Noble's life. It's a loss that pushes their mother, a woman obsessed with New Age superstitions, over the edge....

Desperate to keep her son "alive," Celeste's mother forces her to cut her hair, wear boys' clothes, and take on Noble's identity. Celeste has virtually disappeared -- until a handsome boy moves in next door, and Celeste will risk her mother's wrath to let herself come back to life.


Black Cat



She hid her true self. Now the truth will be revealed.

Living a life of lies under the thumb of her widowed, spiritually-obsessed mother, Celeste has been forced to take on the identity of her dead twin brother, Noble. She's almost forgotten what it's like to be Celeste -- except for the one thing that keeps her sane: caring for her darling daughter, Baby Celeste. But when Celeste's mother marries a kindly neighbor, a new breed of poisonous secrets and vicious enemies will force Celeste to do what she must -- to survive the darkness....

Child of Darkness




She grew up in the shadows of lies. Now the past will come to light.

As a child, she was Baby Celeste, the one thing that kept her mother in touch with reality. But now her mother is in an institution, and sixteen-year-old Celeste Atwell is alone in the world. Adopted by a wealthy couple, Celeste has everything a girl could desire: designer clothes, luxury cars, even a handsome boyfriend. But her indulgence may come at a steep price -- because the secrets hidden within her new family are too dangerous to keep under wraps....

Novel Negeri 5 Menara



Ringkasan Buku Negeri 5 Menara. Sebuah Novel yang Terinspirasi Kisah Nyata

Alif lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau. Masa kecilnya adalah berburu durian runtuh di rimba Bukit Barisan, bermain bola di sawah berlumpur dan mandi di air biru Danau Maninjau. Tiba-tiba saja dia harus naik bus tiga hari tiga malam melintasi punggung Sumatera dan Jawa menuju sebuah desa di pelosok Jawa Timur. Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka walau Alif ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti perintah Ibunya: belajar di pondok.

Di kelas hari pertamanya di Pondok Madani (PM), Alif terkesima dengan "mantera" sakti man jadda wa jada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses. Dia terheran-heran mendengar komentator sepakbola berbahasa Arab, anak mengigau dalam bahasa Inggris, dan terkesan melihat pondoknya setiap pagi seperti melayang di udara.

Dipersatukan oleh hukuman jewer berantai, Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Di bawah menara masjid yang menjulang, mereka menunggu Maghrib sambil menatap awan lembayung berarak pulang ke ufuk. Di mata
belia mereka, awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing. Kemana impian membawa mereka? Mereka tidak tahu. Yang mereka tahu adalah: Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apa pun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.

Bagaimana perjalanan mereka ke ujung dunia ini dimulai? Siapa horor nomor satu mereka? Apa pengalaman mendebarkan di tengah malam buta di sebelah sungai tempat jin buang anak? Bagaimana sampai ada yang kasak-kusuk menjadi mata-mata misterius? Siapa Princess of Madani yang mereka kejar-kejar? Kenapa mereka harus botak berkilat-kilat? Bagaimana sampai Icuk Sugiarto, Arnold Schwarzenegger, Ibnu Rusyd, bahkan Maradona sampai akhirnya ikut campur? Ikuti perjalanan hidup yang inspiratif ini langsung dari mata para pelakunya. Negeri Lima Menara adalah buku pertama dari sebuah trilogi.


Dimensi: 13.5 x 20 cm
Tebal: 432 halaman
Cover: Soft Cover
ISBN: 978-979-22-4861-6
Kategori: Fiksi dan Sastra / Novel / Novel Asli

Tentang Pengarang: A. Fuadi

A. Fuadi lahir di Bayur, Danau Maninjau tahun 1972, tidak jauh dari kampung Buya Hamka. Fuadi merantau ke Jawa, mematuhi permintaan ibunya untuk masuk sekolah agama. Di Pondok Modern Gontor dia bertemu dengan kiai dan ustad yang diberkahi keikhlasan mengajarkan ilmu hidup dan ilmu akhirat. Gontor pula yang membukakan hatinya kepada rumus sederhana tapi kuat, "man jadda wajada", siapa yang bersungguh-sungguh akan sukses.

Lulus kuliah Hubungan Internasional, Universitas Padjadjaran, dia menjadi wartawan Tempo. Kelas jurnalistik pertamanya dijalani dalam tugas-tugas reportasenya di bawah bimbingan para wartawan senior Tempo. Tahun 1998, dia mendapat beasiswa Fulbright untuk kuliah S2 di School of Media and Public Affairs, George Washington University. Merantau ke Washington DC bersama Yayi, istrinya---yang juga wartawan Tempo-adalah mimpi masa kecilnya yang menjadi kenyataan. Sambil kuliah, mereka menjadi koresponden TEMPO dan wartawan VOA. Berita bersejarah seperti peristiwa 11 September dilaporkan mereka berdua langsung dari Pentagon, White House dan Capitol Hill.

Tahun 2004, jendela dunia lain terbuka lagi ketika dia mendapatkan beasiswa Chevening untuk belajar di Royal Holloway, University of London untuk bidang film dokumenter. Kini, penyuka fotografi ini menjadi Direktur Komunikasi di sebuah NGO konservasi: The Nature Conservancy.

Taman

Taman punya kita berdua
tak lebar luas, kecil saja
satu tak kehilangan lain di dalamnya.
Bagi  kau dan aku cukuplah
Taman kembangnya tak berpuluh warna
Padang rumputnya tak berbanding permadani 
halus lembut di pijak kaki.
Bagi kita itu bukan halangan.
Karena
dalam taman punya berdua
Kau kembang, aku kumbang
aku kumbang, kau kembang.
kecil penuh surya taman kita
tempat merenggut dari dunia dan 'nusia

Chairil Anwar


Puisi Taman karya Chairil Anwar tersebut menggunakan diksi bermakna kias, yaitu mengiaskan percintaan remaja yang sedang dimabuk cinta dengan khayalan yang sangat sederhana atau tidak muluk- muluk. Mereka hanya menginginkan kebahagiaan yang hanya untuk dinikmati mereka berdua tanpa ada suatu penghalang.

Macam- Macam Puisi

Ditinjau dari isi yang terkandung dalam Puisi yang ditulis penyair (seseorang), terungkap berbagai cerita atau lukisan perasaan. Berdasarkan isi, puisi terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
  1. Balada,  puisi yang berisi kisah atau cerita.
  2. Elegi, puisi yang mengungkapkan hal yang sedih-sedih, rasa duka, atau keluh kesah. 
  3. Romance, puisi yang berisi luapan perasaan kasih sayang terhadap kekasih. 
  4. Ode, puisi yang berisi pujian dan sanjungan terhadap seseorang yang besar jasanya dalam masyarakat, seseorang yang dianggap pahlawan bangsa karena darma baktinya kepada nusa dan bangsa. Ode dapat pula berisi lukisan peristiwa yang sangat resmi menyanjung, peristiwa umum yang penting, atau peristiwa yang menyangkut kehidupan pribadi.
  5. Himne, berisi pujian kepada Tuhan, keagamaan, juga pujaan kepada tanah air atau pahlawan bangsa.
  6. Satire, puisi yang berisi sindiran, cemoohan, atau kritikan yang pedas, atas kepincangan-kepincangan yang terlihat dalam masyarakat.
  7. Epigram, puisi yang berisi ajaran hidup atau semangat perjuangan.